Thursday, November 6, 2014

Perhatikan Isi Bukan Pembicaranya



Kita harus terbiasa mencari “inti” pembicaraan alias pesan terdalam dari ucapan seseorang. Sering kali orang apriori mendengar nasehat. Ada yang melihat siapa yang berbicara bukan melihat apa yang dibicarakan. Akibatnya, kalau dia tidak tertarik pada pembicaranya meski materi bagus dia menolaknya.
Ambil mutiara meski ada di dalam lumpur. Ambil ilmu meski datangnya dari setan. Untuk yang terakhir ini terkesan ekstrim. Namun pernah disampaikan oleh Nabi Saw. Al kisah, ada seorang sahabat bernama Abu Dzar Al Gifari datang melaporkan kejadian yang dialaminya semalam kepada nabi.
Ada pencuri tertangkap basah. Dia hendak mengambil harta titipan hasil zakat yang dikumpulkan di rumah Abu Dzar. “Nanti malam, orang itu datang lagi ke rumahmu,” kata nabi. Ternyata benar, malamnya pencuri datang lagi akhirnya ditangkap. Saat tertangkap, Abu Dzar bertanya kepada si pencuri.
Mengapa engkau mencuri di sini. Bukankah engkau tahu saya ini miskin, dan harta ini barang titipan?.
Si pencuri mengangguk. “Kalau rumahmu tidak ingin didatangi pencuri, sebelum tidur, baca ayat Kursi, surat Al-Ikhlash, Al-Falaq dan An-Nas,” ujarnya.
Kalimat ini disampaikan kepada nabi. Komentar nabi, “Ambillah ilmu itu walau datang dari syetan,” ujar Nabi.
Pencuri itu ternyata memang syetan yang menyamar sebagai manusia.
Pesan nabi agar Abu Dzar mengambil ilmu itu mengingatkan kita agar kita mau menerima apa saja yang disampaikan orang lain, tidak perlu melihat siapa yang menyampaikan. Sepanjang baik, ambil saja. Di sini relevansi ucapan Ali bin Abi Tholib, “Lihat apa yang dibicarakan jangan melihat siapa yang berbicara.” (*)

No comments:

Post a Comment