Wednesday, October 22, 2014

Yakin Pertolongan Allah



Orang beriman harus mantap dalam meyakini akan adanya petolongan Allah. Allah tidak akan menelantarkan hamba-Nya. Jangankan manusia, semut di dalam kubangan lembah yang amat dalam, di tengah kegelapan malam, di tengah hutan belantara selalu mendapat “rezeki” dari Allah.
Apalagi manusia yang secara postur tubuh diciptakan sedemikian sempurna. Allah pasti memberi pertolongan yang jauh lebih sempurna. Tetapi, pertolongan itu tidak datang secara “gratis” melainkan ada beberapa hal yang harus dilakukan. Minimal berdoa dan ikhtiar.
Allah berjanji, orang berdoa pasti dikabulkan. Jika demikian adanya, perbanyaklah doa agar Allah selalu memberi pertolongan kepada kita. Sayangnya, untuk berdoa saja banyak yang malas sehingga pertolongan Allah tidak kunjung datang.
Di antara kita ada yang punya kebiasaan, yaitu rajin berdoa kalau kepepet. Doa yang demikian tendensius, bahkan cenderung mendikte Allah. Lazimnya doa seperti ini tidak didengar oleh Allah. Berbeda dengan orang yang istiqomah dalam berdoa, Allah SWT dengan mudah mengabulkan doa mereka.
Selain berdoa, kita hendaknya rajin ikhtiar (berupaya). Doa yang tidak disertai okhtiar, sama halnya dengan ingin makan tidak mau berupaya ambil nasi, piring, dan lauk.
Orang yang secara ekonomi hidupnya kepepet, sering “malas beramal”. Padahal, Allah berjanji apabila seseorang beramal, mendapat balasan yang dilipatgandakan sampai 700 kali.
“Janji Allah pasti benar,” ujar Ustad Yusuf Mansyur. Kyai muda ini mengaku pernah dililit hutang yang menumpuk, sampai-sampai hampir putus asa sebab orang yang menagih mendesak agar hutangnya segera dilunasi.
Sebagai orang yang masih memiliki iman, dia yakin pertolongan Allah. Apalagi Allah berjanji dalam Al-Quran jika orang beramal, Allah akan membalasnya berlipat ganda. Dia pun ikhlas, dalam keadaan kepepet tidak punya uang, uang di sakunya diamalkan.
Dalam hatinya dia berkata. “Allah, ini saya amalkan uang yang saya miliki. Saya yakin Engkau akan membalas berlipat ganda seperti yang Engkau janjikan.” Ternyata benar. Usai berdoa dan beramal, datang “keajaiban”. Ada percetakan yang siap membeli naskah buku yang pernah dikirim jauh hari sebelumnya. Ia membeli naskah buku tersebut sehingga hutangnya dapat dibayar.
Agaknya keajaiban luar biasa setelah beramal bisa dibuktikan. Jangan takut beramal sebab Allah tidak “pelit” kepada hamba-Nya. Allah pasti mencatat dan memberi balasan jauh lebih besar dari yang dilakukan hamba-Nya. Dan ini benar adanya.
Pernah mendengar kisah ini? Ada baiknya Anda simak sebagai ibrah (pelajaran). Suatu ketika Ali bin Abi Tholib bertanya pada istrinya, “Fatimah, ada makanan apa tidak?” Istrinya menjawab tidak ada, kecuali uang enam dirham. Fatimah meminta tolong kepada suaminya membeli makanan untuk kedua anaknya, Hasan dan Husen.
Sepulang dari membeli makanan, ada pengemis memintanya karena sudah sekian hari tidak makan. Ali pun tergerak hatinya, memberikan makanan kepada pengemis. Sesampainya di rumah, Fatimah bertanya, “Mana makanan yang dibeli?”  Ali pun menjelaskan kejadian yang dialami di perjalanan.
Karena Hasan dan Husen lapar, Ali ke luar, entah ke mana. Di jalan dicegat orang Baduwi, menawarkan unta. “Tolong ini dibeli tuan Rp 100 dirham. Uangnya bisa dibayar kapan saja,” katanya. “Oh, kalau begitu saya beli,” kata Ali. Ali langsung menuntun unta menuju pasar.
“Mau di bawa ke mana, Tuan?” tanya Baduwi yang lain. “Saya bawa ke pasar,” jawabnya. “Kalau akan dijual saya beli,” katanya. “Akan dijual berapa?” tanyanya. “Akan saya jual 400 dirham,” jawab Ali. Tanpa bicara panjang lebar, orang tadi langsung membayar.
Ali pulang dengan senang hati. Di tengah kesusahan mendapat keuntungan besar. Setelah itu Ali bergegas ke rumah Rasulullah. Sesampainya di rumah Rasul, beliau bertanya kepada Ali. “Apa kamu yang akan bercerita, atau saya yang akan menceritakan kejadian tadi?”
Ali mempersilakah Rasulullah menjelaskan. “Orang Baduwi yang menjual dan membeli unta tadi adalah malaikat Jibril dan Mikail,” kata Nabi. Itu balasan Allah karena kamu telah menginfakkan uang 6 dirham, dilipatgandakan menjadi 400 dirham, jelas Nabi.
Berdasar pengalaman ini, kita tidak perlu takut beramal kepada orang lain meski dalam kepepet. Sebab, Allah memberi pembalasan yang jauh lebih besar sepanjang bukan balasan itu yang kita cari. Dalam Al-Quran Allah berfirman, tanda orang bertakwa, antara lain suka beramal baik dalam keadaan sempat atau sempit.
Dalam bulan Ramadhan seperti sekarang, merupakan saat yang paling tepat bagi kita untuk lebih banyak beramal. Selain Allah akan memberi pahala yang sedemikian besar. Allah juga akan memberi balasan yang jauh lebih besar lagi. Kalau toh balasan itu tidak diberikan di dunia, Allah akan memberinya di akhirat.
Kini terpulang kepada kita, apakah akan menjadi orang pelit atau dermawan. Orang yang hatinya “lembut” pasti memilih yang kedua. Semoga di hati kita tumbuh jiwa dermawan agar senantiasa bersama pertolongan Allah. Tentu saja, sifat dermawan begitu dekat pada tawa.

No comments:

Post a Comment