Thursday, November 6, 2014

Untuk Apa Mengeluh Terus?



Banyak orang mengeluh karena volume pekerjaan menumpuk. Seperti dialami karyawan percetakan di kota kecil ini. Pekerjaan design terus menumpuk. Padahal dia merasa maksimal bekerja mulai pukul 08 s/d pukul 16.00. Waktu kerja 8 jam terasa tidak cukup untuk menyelesaikan pekerjaan rutinnya.
Terkadang lembur, dan sebagian pekerjaan kantor digarap di rumah agar pekerjaan berkurang. Tetapi volume pekerjaan terus saja bertambah banyak. Pekerjaan yang kemarin belum selesai, besoknya ketambahan lagi pekerjaan baru. Kapan pekerjaan berakhir kalau setiap hari tambah pekerjaan baru,” keluhnya.
Bagi perusahaan sukses, volume pekerjaan tidak akan tambah surut. Semakin terkenal tempat usaha, semakin banyak garapan. Jangan bermimpi pekerjaan berkurang. Justru semakin banyak sehingga tak kunjung habis. Memang itulah yang dicari, banyaknya pekerjaan bertambah pula rezekinya. Tak perlu mengeluh.
Bangsa Indonesia, memiliki 8 jam kerja per hari. Beda dengan Negara maju jumlah jam kerjanya bisa mencapai 10 atau 12 jam perhari bahkan lebih. Manusia di Negara maju seperti robot. Waktu hanya untuk bekerja. Hal itu menjadikan seseorang “renggang” hubungannya dengan Allah. Mereka mengisi waktu dengan urusan dunia. Anehnya, semakin banyak waktu dipakai, semakin kurang waktu yang tersedia. 
Benar sinyalemen Nabi Muhammad SAW, “Kalau seseorang di dadanya penuh dengan urusan duniawi, Allah menambahkan kesibukan sehingga lupa Allah. Tapi kalau sibuk beribadah hatinya ditenangkan dan kekayaan yang dimiliki terasa cukup”.
Allah menyediakan waktu siang 12 jam dan malam 12 jam. Itu sudah lebih dari cukup. Allah sudah “memperhitungkan”. Waktu 24 jam merupakan “harga mati”. Artinya, tidak bisa ditambah atau dikurangi. Allah merancang secara tepat, khususnya bagi Indonesia. 
Bagi orang tertentu, waktu 24 jam ada yang memanfaatkan penuh, bekerja 8 jam sehingga malam harinya bisa istirahat. Ada yang jam kerjanya lebih 8 jam sehingga mengurangi waktu istirahatnya.  Jam kerja presiden tentu lebih dari lama ketimbang rakyat biasa. BJ Habibie semasa menjadi Presiden mengaku  tidur hanya 3 jam per hari. Ia berhenti bekerja dan tidur setelah diingatkan ajudan atau paspampres. Habibie sosok manusia maniak kerja.
Sebenarnya, bukan soal 24 jam-nya yang menyebabkan terasa kurang.  Melainkan cara memanfaatkannya. Ada orang yang tidak efektif menggunakan waktu, boros, tidak fokus  serta tidak terschedule. Akibatnya, waktu terasa kurang. Beda jika terbiasa tertib waktu, tak perlu ada lembur. Semua bisa dibereskan dalam 8 jam kerja. Silahkan mencoba. (*)

No comments:

Post a Comment