Kita sering dibuat “bingung” memahami kekuasaan Allah. Coba lihat,
ketika sebuah TV menayangkan ada orang bertubuh amat kecil, sampai-sampai
–karena kecilnya—jika mau ke sana-kemari harus digendong, tak kuasa berjalan.
Hebatnya, dia juga punya anak. Subhanallah, anaknya juga
normal. Pertanyaannya, kapan benih cinta bersemi dengan lelaki? Ternyata menurut
pengakuannya sangat sederhana.
Dia mengisahkan, saat itu dia mengaku “GR” kepada seorang pria yang
berada di dekatnya yang sama sekali tidak dikenalnya. Untuk “mencuri”
perhatiannya, dia sengaja menjatuhkan sapu tangannya. E… ternyata lelaki itu
mengambilkannya.
Dari kejadian itu terjadilah perkenalan. Percakapan pun berlanjut,
sampai akhirnya saling menaruh hati yang berlanjut pada jenjang pernikahan.
“Ini anak saya, kondisinya normal,” ujarnya.
Ditanya bagaimana perasaannya terlahir sebagai hamba bertubuh kecil
dan pendek? Wanita tadi menjawab, “Allah pasti punya rahasia di balik semua
ini.” Allah punya rahasia yang –terkadang—kita sulit menguaknya. Coba lihat,
mengapa ada bayi lahir tanpa kaki. Mengapa ada anak kecil terkena liver, ginjal, dan sebagainya.
Ada bayi meninggal sebelum lahir. Sementara
kakek-nenek sampai lama hidup tetap sehat. Kejadian kontras ini sering kita
jumpai. Tak heran, jika ada orang ingin sehat dengan cara jalan pagi tetapi di
perjalanan ditabrak akhirnya meninggal dunia. Ada orang akan menjenguk temannya yang
berbaring di rumah sakit, di perjalanan tabrakan, mati.
Kita menganggap aneh. Sebab, kaca mata yang kita pakai adalah kaca
mata manusia yang sangat subyektif. Sementara sudut pandang Allah lain. Allah
Maha Tahu apa rahasia di balik semua itu.
Seorang tuna netra, dalam pandangan orang lain mereka invalid sehingga
menaruh rasa iba. Tetapi Allah sering memberi kelebihan, terutama ketajaman
otaknya. Banyak orang buta hafal Al-Quran, sedang yang melek nggak hafal-hafal.
Menurut pandangan manusia, orang miskin itu sengsara. Padahal, kita
sering menyaksikan perkampungan khusus gelandangan dan pengemis yang warganya
juga punya anak. Ini artinya, orang itu juga menikmati bahagia, romantis, dan
ada suasana syahdu dalam rumah tangganya.
Dari balik gubug itu, masih sering terdengar gelak tawa renyah.
Sementara di balik rumah megah yang dibangun miliaran rupiah, suasananya panas,
berantakan, dan bahkan banyak yang cerai.
Maka, melihat sesuatu tidak boleh dari “kulitnya”. Kita harus menguak
sampai ke dalam, mencari rahasia di balik rahasia itu. Di sana ada misteri yang kalau ketemu bisa
mengantar kita ke alam sadar, bahwa Dia memang Maha Hebat.
Orang beriman, pasti sampai di situ pemahamannya. Dia tidak mudah
menyalahkan Allah, sebab dirinya merasa hanya bisa membaca sepintas, tidak
sampai kepada apa hakikat di balik semua itu. (*)

No comments:
Post a Comment